Posts

Why Modern Economics Fails Humanity: Insights from Muhammad Yunus

Image
Muhammad Yunus, the Nobel Peace Prize laureate and microfinance pioneer, has long been known for his radical rethinking of conventional economics. His remark, “Economics is a meaningless subject,” speaks to his dissatisfaction with mainstream economic models that often fail to address real-world inequalities and human suffering. When Yunus told Time magazine that economics, as traditionally taught and practiced, is meaningless, he was not dismissing the discipline entirely but critiquing its dominant paradigms—those that prioritize profit maximization, market efficiency, and gross domestic product (GDP) growth at the expense of human dignity and social well-being. In many ways, Yunus's critique highlights a growing concern in both academic and public discourse: that mainstream economics, with its obsession over abstract models and statistical measurements, often misses the human dimension of economic life. But what exactly makes economics "meaningless" in Yunus's vie...

Memahami Alam Pikir dan Konsep Ekonomi Prabowo (2)

Image
  Dalam upaya melakukan Transformasi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045, Prabowo menawarkan sebuah solusi yang berani dan visioner. Dia percaya bahwa Indonesia harus mengadopsi strategi pertumbuhan ekonomi yang agresif dan berkelanjutan untuk keluar dari perangkap negara berpenghasilan menengah (middle-income trap). Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas 6-7% per tahun, bahkan mencapai 10% untuk periode tertentu, guna memastikan Indonesia dapat meningkatkan pendapatan per kapita hingga setara dengan negara-negara maju. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang signifikan adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengurangi ketimpangan ekonomi yang saat ini menjadi masalah besar. Namun, di balik strategi ekonomi ini, tersirat pemikiran yang lebih dalam tentang esensi dari pembangunan itu sendiri. Ketika Prabowo berbicara tentang pertumbuhan ekonomi, dia tidak hanya membicarakan angka-angka statistik, tetapi juga kualitas kehidupan yang seharusnya diti...

Memahami Alam Pikir dan Konsep Ekonomi Prabowo (1)

Image
Prabowo Subianto, dalam bukunya "Strategi Transformasi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045," menawarkan sebuah visi yang tidak hanya ambisius tetapi juga sarat dengan kedalaman pemikiran yang mencerminkan alam pikirnya sebagai seorang pemimpin yang peduli pada masa depan Indonesia. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, seperti perubahan iklim, ketidakstabilan geopolitik, dan perkembangan teknologi yang begitu cepat, Prabowo menekankan pentingnya kembali ke nilai-nilai dasar yang telah digariskan oleh para pendiri bangsa dalam UUD 1945. Dia percaya bahwa untuk mencapai Indonesia yang kuat, makmur, dan disegani di panggung internasional, kita harus kembali ke prinsip-prinsip Ekonomi Pancasila, sebuah sistem yang dirancang untuk menjamin keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam pemikiran Prabowo, Ekonomi Pancasila bukan sekadar sebuah konsep ekonomi; ia adalah cerminan dari identitas nasional yang menempatkan keadilan sosial dan kesejaht...

Melampaui Deindustrialisasi Prematur Melalui ”Self-Discovery”

Pada pandangan pertama, tulisan Chatib Basri di harian Kompas (Rabu, 8/5/2024) berjudul ”Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Deindustrialisasi Prematur” tampak menarik dan meyakinkan. Namun, setelah dianalisis lebih mendalam, terdapat beberapa kelemahan penting. Deindustrialisasi prematur mengacu kepada penurunan peran sektor manufaktur dalam produk domestik bruto (PDB) negara-negara berkembang sebelum mencapai ”potensi penuh”. Sepuluh tahun lalu, penulis juga telah mengekspresikan kekhawatiran serupa dalam tulisan ”Pertumbuhan Tanpa Pembangunan”, yang juga mengutip Dani Rodrik, di harian Kompas pada 12 Februari 2014. Namun, menghadapi berbagai disrupsi saat ini, analisis tradisional tersebut menunjukkan kelemahan mendasar, serupa dengan menggunakan peta lama untuk menavigasi rute baru. Salah satu kelemahan utama analisis Rodrik terletak pada asumsinya bahwa semua negara berkembang harus mengikuti lintasan industri, sama seperti negara maju pada masa lalu. Padahal, tidak semua negara berkemb...

Menjadikan Makan Bergizi Gratis Sebagai Marshall Plan Indonesia (2)

Untuk mengatasi krisis pangan di masa kini dan ke depan akibat pemanasan global (global warming) yang beralih menjadi pendidihan global (global boiling), Indonesia perlu memperkenalkan kembali sumber karbohidrat yang lebih tahan terhadap perubahan iklim.  Beberapa sumber karbohidrat yang tahan kering dan cocok ditanam di Indonesia antara lain singkong, jagung, sorgum, ubi jalar, dan porang. Singkong dan ubi jalar sangat tahan kering dan dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dengan sedikit air. Jagung dan sorgum dikenal sangat tahan terhadap kekeringan, sedangkan porang memiliki potensi ekspor dengan produksi tepung glukomanan. Anak-anak perlu diperkenalkan dengan makanan tahan iklim ini agar tidak terjebak pada ketergantungan beras, yang berisiko besar pada politik karena kekeringan. Diversifikasi tanaman pangan ini akan membantu meningkatkan ketahanan pangan nasional, mengurangi ketergantungan pada impor beras, dan mengembangkan ekonomi daerah. Dengan menu yang menarik dan bervaria...

Menjadikan Makan Bergizi Gratis Sebagai Marshall Plan Indonesia (1)

Artikel “Menelaah Secara Jernih Makan Siang Gratis” di Investor Daily (29 Februari-1 Maret 2024) telah mencuri perhatian ratusan ribu pembaca dan beredar luas di berbagai grup WhatsApp serta media sosial. Dari pimpinan pemerintahan, tokoh politik, pengusaha, aktivis, akademisi, hingga masyarakat umum, menyimak tulisan tersebut.  Usulan yang sebenarnya sudah saya sampaikan sejak tahun 2019, akhirnya mendapat sambutan positif secara luas. Program yang juga menjadi unggulan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran, akhirnya dipahami melalui opini panjang dua hari tersebut. Menariknya, banyak pihak yang sebelumnya menentang karena kurang informasi, kini berbalik mendukung. Tulisan ini adalah lanjutan artikel sebelumnya dan lebih ambisius, yaitu bagaimana menjadikan program makan bergizi gratis, yang sebelumnya disebut makan siang gratis, sebagai fondasi perubahan sosial dan ekonomi yang besar. Mengambil inspirasi dari Marshall Plan yang sukses membangun kembali Eropa, teruta...

Dialog Agama Melalui Praksis SDGs

Kunjungan Paus Fransiskus pada awal September 2024 merupakan momentum strategis untuk meningkatkan peran agama dalam praksis pembangunan berkelanjutan. Ini juga meomentum untuk memperkuat soft power Indonesia di kancah global melalui leading by example. Sebagai pemimpin agama yang diakui dunia atas dedikasinya, Paus menghadirkan pesan mendalam untuk mendengarkan rintihan Ibu Bumi (listen to the cry of Mother Earth) dan merasakan kemanusiaan yang terluka hebat. Ini direalisasikan melalui beberapa inisiatifnya, termasuk penerbitan ensiklik Laudato Si' dan Fratelli Tutti, serta inisiatif Economy of Francesco yang mengajak dunia menginisiasi era baru ekonomi berbasis solidaritas dan keadilan sosial, dengan menekankan pentingnya transformasi lingkungan melalui ”pertobatan ekologis”. Pada pembukaan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2015, Paus Fransiskus menyampaikan dukungan peluncuran Sustainable Development Goals (SDGs) yang disepakati 193 negara. Ia menyatakan bahwa S...

The Great Green Divide, Call for Global Unity

In our complex global society, the Great Green Divide is not merely a metaphorical concept but a stark and tangible reality for many. It starkly separates those who suffer from environmental degradation from those who benefit from nature’s resources. Addressing the Great Green Divide stands as one of the most urgent challenges of our time. The Great Green Divide, A Global Inequality The empirical evidence of the Great Green Divide presents a striking illustration of global inequality. Take, for example, the global South, where regions like Africa contribute only a small fraction of greenhouse gas emissions, accounting for roughly two to three percent of global emissions. Nevertheless, these areas disproportionately endure the harsh consequences of climate change. The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) has issued warnings of increasingly frequent and severe natural disasters in these regions, which pose significant threats to agriculture, livelihoods, and food security. De...

Mengintegrasikan "Negara Pembangunan" dan Institusi Inklusif

Kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tampaknya akan kian mengokohkan paradigma developmental state (negara pembangunan) di Indonesia. Paradigma yang telah terbukti efektif di beberapa negara Asia Timur, seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan, itu menunjukkan bahwa intervensi strategis serta peran aktif pemerintah dapat mempercepat pertumbuhan dan transformasi sosial-ekonomi. Pendekatan ini menantang paradigma neoliberal yang meyakini peran minimal negara dalam ekonomi. Hal tersebut juga telah disampaikan secara eksplisit oleh Prabowo dalam berbagai kesempatan. Kesuksesan negara-negara Asia Timur dalam menerapkan model developmental state dapat dikaitkan dengan beberapa faktor kunci. Pertama, komitmen kuat pemerintah terhadap pembangunan industri dan teknologi sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi. Melalui kebijakan yang dirancang dengan cermat, pemerintah tidak hanya mengarahkan sumber daya...

Menelaah Secara Jernih Makan Siang Gratis

Program makan siang sekolah gratis sering kali diremehkan sebagian masyarakat, terutama dari kelas menengah atau atas. Persepsi ini muncul kemungkinan karena mereka tidak menghadapi kesulitan mengakses makanan sehari-hari, sebuah kondisi jauh berbeda dengan apa yang dihadapi anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah. Video viral di media sosial, seorang siswi SD yang kelaparan karena belum sarapan dan waktu siang hanya makan bekal nasi putih saja yang dibalut plastik, menggambarkan salah satu dari sekian banyak realitas pahit yang ada. Sesungguhnya, manfaat program makan siang gratis tidak bisa dianggap remeh. Di banyak negara, baik berkembang maupun maju, program ini telah terbukti menjadi salah satu aspek kunci dalam mengecilkan kesenjangan pendidikan, nutrisi, dan kesehatan, serta memiliki berbagai dampak positif lain yang belum pernah dibayangkan sebelumnya. Finlandia, dengan pendidikannya yang diakui terbaik di dunia, memberikan contoh nyata dengan menyediakan makan siang grat...

Paradigma Baru Pembangunan

Narasi tentang kemajuan mengalami perubahan besar. Perubahan ini bukan sekadar pergeseran kebijakan atau praktik, melainkan juga redefinisi dan paradigma fundamental dari apa yang kita anggap sebagai kemajuan dan pembangunan yang sejati. Di Indonesia, seperti di banyak tempat lain di dunia, kemajuan secara tradisional diukur berdasarkan pertumbuhan ekonomi, seringkali dengan menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai mistar ukur. Namun, pendekatan yang terfokus hanya pada output ekonomi ini sangat tidak mencukupi untuk menjawab tantangan multidimensi abad ke-21, yang meliputi keberlanjutan lingkungan, kesetaraan sosial, dan ketahanan ekonomi jangka panjang. Ekonomi Butuh Keseimbangan Sosial dan Lingkungan John Maynard Keynes, salah satu tokoh paling penting dalam pemikiran ekonomi dunia, menyatakan, “Ekonomi tidak seharusnya menjadi tujuan hidup, melainkan alat untuk menciptakan dunia yang lebih baik.” Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa dalam mengevaluasi kemajuan, kita harus ...

Menggagas Ekonomi Pasar Sosial Berkelanjutan

Dalam dua dekade awal abad ke-21, Indonesia mengalami peningkatan kesenjangan ekonomi tercepat di Asia Timur. Dari tahun 2000 hingga 2015, rasio gini—sebagai ukuran kesenjangan—melonjak signifikan dari 0,30 menjadi 0,41. Akan tetapi, terjadi perubahan dramatis setelah itu, ketimpangan dan kemiskinan menurun secara signifikan. Bahkan, pada tahun 2018, Indonesia mencapai tonggak sejarah dengan tingkat kemiskinan yang turun di bawah dua digit untuk pertama kalinya. Sayangnya, kemajuan ini terhambat oleh dampak pandemi Covid-19. Tahun 2014 tercatat sebagai momen dramatis dalam sejarah ekonomi Indonesia, menandai kesenjangan ekonomi yang tertinggi yang pernah tercatat. Momen tersebut memberikan pembelajaran berharga tentang pentingnya keseimbangan, antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. Menghadapi ancaman krisis iklim, tantangan ini menjadi semakin kompleks dengan munculnya kebutuhan penting akan keberlanjutan. Pertanyaan paling fundamental dalam pembangunan pun muncul: bagaimana Indone...